Minggu, 08 Mei 2016



Makalah HADIST
Keberkahan Dalam Silaturahmi
(Persaudaraan




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu hubungan persaudaraan harus dilaksanakan dengan baik.
Hubungan persaudaraan sesama muslim mempunyai kewajiban untuk saling membantu, saling menghormati, menjenguk ketika sakit, mengantarkan sampai ke kuburan ketika meninggal dunia, saling mendoakan, larangan saling mencela, larangan saling menghasud dan lain sebagainya. Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan.
Selain hal tersebut dalam persaudaraan biasanya akan timbul tali silaturahmi. Karena silaturahmi ini yang membuat islam menjadi cepat berkembang dan kuat. Islam melarang kita untuk memutus tali silaturahmi karena disebutkan dalam hadist barang siapa yang mempererat tali silaturahim maka akan dipanjangkan umurnya dan dilancarkan rizqinya. Oleh karena itu apabila seseorang memutuskan tali silaturahmi maka akan  dikurangi barokah rizqinya. Selain itu apabila seseorang merusak tali silaturahim dengan saudara sesama muslim maka kekuatan islam semakin melemah dan pada akhirnya islam akan mudah dihancurkan dari luar dan dari dalam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Hubungan Silaturahmi Antar sesame Muslim ?
2.      Bagaimana Cara Memelihara Tali Silaturahmi ?
3.      Mengapa islam Melarang Kita Memutus Silaturahmi ?








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Persaudaraan Muslim

حَدِيثُ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِير. قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «تَرَى المُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ، وَتَوادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، كَمَثَلِ الْجَسَدِ. إِذَا اشْتَكَى عضْوًا، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ والحُمَّى».[1]
Artinya : Hadits An-Nu’man bin Basyir ra. Di mana ia berkata : “Rasulullah saw. Bersabda : “Kamu melihat kaum mu’minin di dalam sayang- menyayangi, cinta-mencintai dan lemah lembut di dalam pergaulan mereka adalah seperti satu badan, di mana jika ada satu anggota yang mengeluh sakit maka anggota-anggota yang lain ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam” (HR. Bukhory. )
Uraian :
Secara bahasa silaturahmi berasal dari kata shilah ar-rahim, shilah dan ar-rahim. Kata shilah berasal dari washala-yashilu-wasl(an)wa shilat(an), artinya adalah hubungan. Adapun ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arhâm, yakni rahim atau kerabat. Asalnya dari ar-rahmah (kasih sayang); ia digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena orang-orang saling berkasih sayang, karena hubungan rahim atau kekerabatan itu. Rahim (sanak saudara) adalah setiap orang yang ada di antara kamu dan ada hubungan kerabat.
Silaturahmi dalam Islam merupakan tongak terwujudnya ukhuwah Islamiyah.  Dengan bersilaturahmi  kita dapat memperkuat isalm dan mengembangkan islam secara luas. Orang yang selalu bersilaturahmi tentunya akan memiliki banyak teman dan relasi, sedangkan relasi merupakan salah satu factor yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha. Selain dengan banyaknya teman akan memperbanyak saudara dan berarti pula ialah meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Hal ini karena telah melaksanakan perintah-Nya, yakni menghubungkan silaturahmi. Bagi mereka yang bertakwa Allah akan memberikan kemudahan dalam setiap urusannya.
Islam mengajarkan  kepada kita untuk  saling menyayangi serta berbuat baik sesama saudara, saling asuh dan asih setiap saat. Dengan saudara sekandung hendaknya yang lebih besar menyayangi yang kecil dan yang kecil hendaknya juga menghormati yang lebih tua. Selain itu dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling menghargai dengan sesama. Dengan saling menghargai akan tercipta kerukunan dalam hidup dan ketentraman dapat dicapai. Dalam suatu Hadist Nabi bersabda yang artinya ”Tidak termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi saudaranya yang lebih kecil dan tidak menghormati yang lebih tua.” [2] Selain itu  dalam Hadist diatas siterangkan bahwa kita diperntahkan untuk saling menyayangi sesama muslim, saling mengasihi. Ibarat kita seperti satu badan manusia, apabila ada salah satu anggota badan ini sakit maka anggota yang lain akan turut merasakan sakit tersebut. Begitu juga kita, apabila ada saudara kita yang sedang susah, maka kita harus membantu supaya kesusahan yang dirasakan akan cepat hilang.
Islam juga melarang kita untuk saling menyakiti antar sesama karena hal tersebut akan membuat rusaknya hubungan silaturohmi. Jika kita menyakiti saudara kita maka itu sama saja kita menyakiti diri kita sendiri. Karena diatas telah disebutkan bahwa kita dan yang lain adalah satu tubuh yang tidak bias dipisahkan. Bila kita menyakiti yang lain sama halnya dengan melukai diri sendiri. Bagi kita saudara yang paling dekat tak harus saudara kandung kita. Tetapi tetangga kita yang paling dekat tersebut adalah saudara kita yang paling dekat. Karena dengan tetangga yang terdekat kita selalu berinteraksi dan berhubungan setiap harinya.
B.     Memelihara Tali Silaturahmi
حَدِيْث انس بن ما لك رضي الله عنه , قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : من سره ان يبسط له رزقه, أو ينسا له في أثره, فليصل رحمه
Artinya Anas bin Malik ra berkata, “ Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘ Siapapun yang ingin diluaskan rezekinya dan dan dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambung silaturahmi.’” ( HR Bukhari dan Muslim )[3]
 Uraian
Dalam kitab An-Nihayah di ulang-ulang dalam hadist sebutan silaturahim itu adalah sindirin  dari berlaku baik terhadap orang-orang yang terdekat dari orang-orang yang mempunyai hubungan keturunan, yang bersifat kasih sayang terhadap mereka, lemah lembut terhadapnya, dan pemeliharaan keadaan mereka : orang yang suka berbuat baik itu tetap bersikap demikian sekalipun orang lain memusuhinya dan berlaku jelek terhadapnya. Lawannya adalah pemutusan hubungan silaturahmi. 
Silaturahmi besar pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi orang yang memutuskan silaturahmi dilarang memasuki surga. Orang yang gemar menyambung silaturahmi mendapat dua keuntungan, di dunia banyak teman dan di Akhirat diperbolehkan untuk menempati surga. Kalau di antara manusia saling kenal dengan yang lain maka interaksi dan komunikasi akan berlanjut, sebab tiada hari yang lebih sakit bila persahabatan diputuskan.  Seperti yang diungkapkan dalam firmannya yang artinya : …Dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu... (Q.S. An-Nisa : 1)

Adapun beberapa cara dalam menjaga silaturohmi agar tetap utuh. Diantaranya adalah :
  • Berkunjung kerumah saudara atau mengundangnya kerumah kita
  • memberi bantuan dan sumbangan jika dia membutuhkan
  • Mengucapkan salam dan menanyakan kabarnya
  • Menghormati yang lebih tua dan menghormati yang lebih muda
  • menengoknya bila sakit
  • Tidak berburuk sangka padanya
  • Mendoakannya dalam tiap kesempatan

Memang dalam keseharian, kebanyakan dari kita memahami silaturahmi hanyalah sebatas kunjungan kekerabatan,kangen-kangenan,saling mengenalkan antar keluarga, dsb. Tapi makna terpenting dari silaturahmi itu sendiri sesungguhnya sering terlupakan.
Lantas, apa makna pentingnya? Tak lain dan tak bukan adalah saling mengingatkan dalam kebenaran, saling menguatkan iman, saling meneguhkan dalam satu ikatan ukuwah Islamiyah. Manfaat silaturahmi salah satunya memang bisa memperpanjang umur dan bertambah rejekinya. Rasulullah saw bersabda "Siapa yang senang untuk dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi (HR.Bukhari)".


Yang dimaksud dengan bertambahnya umur itu bukan semata-mata terletak pada bilangan tahunnya, tetapi bagaimana memaknai umur tsb. Yaitu intinya keberkahan umur. Bisa saja, ada orang yang umurnya pendek tapi dikenang, sebaliknya ada juga yang panjang umurnya, tetapi justru tak bermakna alias tidak memberi kesan manfaat yang mendalam. Lalu apa maksud silaturahmi dapat menambah rejeki? Ingat, rejeki itu tidak hanya berupa materi. Rejeki itu sejatinya dimaknai sebagai sesuatu yang mengandung manfaat dan menjadikan hati bahagia dengan mendapatkannya. Tentu saja silaturahmi menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan rejeki tersebut. Dengan Silaturahmi kita bisa saling mengenal, mengetahui kondisi keluarga masing-masing,mengetahui apa yang saudaranya butuhkan, maka secara naluriah, kita akan merasa menyesal bila tidak berbuat baik dengan sesama. Maka sepatutnyalah kita bersemangat untuk bersilaturahmi. Ingat, barangsiapa yang menyambung silaturahmi, niscaya Allah akan "berhubungan" dengannya. Dan barang siapa memutuskan silaturahmi, maka Allah pun akan memutuskan "hubungan" dengannya. Selain dianjurkan dalam Islam, mempererat jalinan silaturahmi juga memiliki manfaat yang banyak sekali.
Seperti halnya kita menjaga rasa silaturahmi kita dengan keluarga, teman, hingga atasan dan bawahan
kita.

Ada banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dalam memelihara silaturahmi ini, antara lain :
1.      Mempererat ikatan rasa pertemanan.
2.      Menumbuhkan kebaikan dalam diri kita.
3.      Menyadari akan pentingnya rasa silaturahmi.
4.      Menyadari akan pentingnya rasa untuk berbagi dan memberi.
5.      Mendatangkan beribu rahmat Allah dalam hidup kita.
6.      Membuat hidup di dunia ini terasa indah.
7.      Mempermudah segala urusan dan permasalahan yang kita hadapi.
8.      Menghindarkan diri kita dari segala sifat buruk yang dibenci oleh Allah SWT.
9.      Menumbuhkan rasa kecintaan dan kasih sayang dalam diri kita terhadap sesama.
10.  Mendapatkan pahala dan karunia yang setimpal atas jalinan silaturahmi kita dari Allah SWT.[4]


            Karena manfaat dari memelihara silaturahmi yang begitu besar ini, maka sebaiknya kita memulai membiasakan diri untuk dapat menghargai, menghormati, dan menjalin hubungan silaturahmi yang baik dengan orang lain dimulai dari sekarang.
C.    Larangan Memutus Tali Silaturahmi.

حَدِيْثُ أَبِيْ أَيُّوْب الْأَنْصَرِيْ, أَنَّ رَسُوْلُ اللَه صلي عليه و سلم قال : لاَ يَحِلُّ لِرِّجَلِ أَنْ يحجر أ خاه فوق ثلاث ليال. يلتقيان, فيعرض هاذا, و يعرض هاذا, ويعرض هاذا. وخيرهما الذي يبدأ بالسلام
Artinya:  Abu Ayyub Al-Anshari meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw, “Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam. (Jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai salam.”(HR Bukhari dan Muslim).[5]
Uraian
Allah SWT telah memerintahkan kita semua untuk selalu menjaga hubungan dengan kerabat dan keluarga kita. Jalinan silaturahmi sangat penting dalam kehidupan ini, apalagi mengingat manusia adalah makhluk sosial sehingga hubungan antar manusia sangat dibutuhkan, terutama hubungan antar keluarga. Memang benar bahwa setiap manusia memiliki ego dan gengsi sehingga hal itu sering mengalahkan akal sehat. Akan tetapi, untuk apa mempertahankan gengsi bila hanya menyebabkan pelanggaran aturan agama dalam berhubungan dengan sesama. Apalah arti ego tersebut bila dibandingkan dengan pentingnya persaudaraan dan persatuan umat? Apalagi bila mereka menyadari bahwa mereka yang memutuskan silaturahmi, diancam tidak akan mendapatkan kebahagiaan kelak di akhirat, yaitu mereka tidak berhak masuk surga.
Tidak halal menunjukkan haram. Oleh karena itu haram pemutusan hubungan orang muslim itu  lebih dari tiga hari. Pengertian sebaliknya menunjukkan boleh pemutusan hubungan tiga hari. Hikmah kebolehan pemutusan hubungan selama tiga hari itu ialah karena sesungguhnya condong kepada kemarahan, berakhlak buruk dan semacamnya. Lalu dimaafkan baginya pemutusan hubungan dengan saudaranya selama tiga hari, untuk menghilangkan kemarahan yang timbul karena hal itu akan meringankan manusia dan mencegah hal yang membahayakannya. Rasulullah saw, sudah menafsirkan pengertian “pemutusan hubungan” itu dengan sabdanya : Yaltaqiyah (mereka saling berjumpa) hingga akhirnya. Saling buang muka itu adalah yang biasa terjadi dari keadaan dua orang yang putus hubungan itu pada waktu berjumpa.
Dalam hadist tersebut terdapat petunjuk selesainya pemutusan hubungan baginya dengan menjawab salam. Demikian menurut pendapat mayoritas ulama, imam Malik dan Syafi’i.mereka mengemukakan dalil Hadist yang diriwayatkan oleh At Thabrani dari sanad Zaid bin Wahab paman Ibnu Mas’ud di tengah-tengah matan hadist mauquf. Matan Hadist (yang artinya) : Cara kembali yang baik ialah dia mendatangi temannya lalu dia memberi salam kepadanya.
Allah berfirman

هَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ  أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan  Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka” (QS. Muhammad :22-23)
Dampak yang ditimbulkan bila silaturahmi diantara kita putus, sangatlah besar. Baik di dunia maupun di akhirat kelak. Di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Segala amalnya tidak berguna dan tidak berpahala. Walaupun kita telah beribadah dengan penuh keikhlasan, siang dan malam, tetapi bila kita masih memutus tali silaturahmi dan menyakiti hati orang-orang Islam yang lain, maka amalannya tidak ada artinya di sisi Allah SWT.
  2. Amalan salatnya tidak berpahala. Sabda Rasulullah SAW: “Terdapat 5 macam orang yang salatnya tidak berpahala, yaitu: Istri yang dimurkai suami karena menjengkelkannya, budak yang melarikan diri, orang yang mendendam saudaranya melebihi 3 hari, peminum khamar dan imam salat yang tidak disenangi makmumnya.”
  3. Rumahnya tidak dimasuki malaikat rahmat. Sabda Raslullah SAW: “ Sesungguhnya malaikat tidak turun kepada kaum yang didalamnya ada orang yang memutuskan silaturahmi.
  4. Orang yang memutuskan tali silaturahmi diharamkan masuk surga. Sabda Rasulullah SAW: “Terdapat 3 orang yang tidak akan masuk surga, yaitu: orang yang suka minum khamar, orang yang memutuskan tali silaturahmi dan orang yang membenarkan perbuatan sihir.

Allah sangat tidak menyukai hambanya yang suka memutus hubungan silaturahmi, padahal Allah telah menyebutkan fadilah-fadilah yang bisa diraih oleh orang mukmin yang selalu menjaga hubungan silaturahmi antar sesama muslim. Rasulullah juga telah mengatakan bahwa akibat dari memutus silaturahmi selama tiga hari berturut-turut, maka ia akan menjadi penghuni neraka. Oleh karena itu, marilah kita sesama muslim untuk saling memaafkan. Walau bagaimanapun, dosa kepada Allah SWT, kita bisa langsung minta ampun dan bertaubat kepada-Nya. Tetapi dosa kita kepada manusia, Allah belum memberikan ampun sebelum kita meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Silaturahmi dalam Islam merupakan tongak terwujudnya ukhuwah Islamiyah.  Dengan bersilaturahmi  kita dapat memperkuat isalm dan mengembangkan islam secara luas. Orang yang selalu bersilaturahmi tentunya akan memiliki banyak teman dan relasi, sedangkan relasi merupakan salah satu factor yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha. Selain dengan banyaknya teman akan memperbanyak saudara dan berarti pula ialah meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Hal ini karena telah melaksanakan perintah-Nya, yakni menghubungkan silaturahmi. Bagi mereka yang bertakwa Allah akan memberikan kemudahan dalam setiap urusannya
Adapun beberapa cara dalam menjaga silaturohmi agar tetap utuh. Diantaranya adalah : Berkunjung kerumah saudara atau mengundangnya kerumah kita, memberi bantuan dan sumbangan jika dia membutuhkan, Mengucapkan salam dan menanyakan kabarnya, Menghormati yang lebih tua dan menghormati yang lebih muda, menengoknya bila sakit,Tidak berburuk sangka padanya, Mendoakannya dalam tiap kesempatan
Dampak yang ditimbulkan bila silaturahmi diantara kita putus, sangatlah besar. Baik di dunia maupun di akhirat kelak. Segala amalnya tidak berguna dan tidak berpahala. Walaupun kita telah beribadah dengan penuh keikhlasan, siang dan malam, tetapi bila kita masih memutus tali silaturahmi dan menyakiti hati orang-orang Islam yang lain, maka amalannya tidak ada artinya di sisi Allah SWT. Amalan salatnya tidak berpahala. Sabda Rasulullah SAW: “Terdapat 5 macam orang yang salatnya tidak berpahala, yaitu: Istri yang dimurkai suami karena menjengkelkannya, budak yang melarikan diri, orang yang mendendam saudaranya melebihi 3 hari, peminum khamar dan imam salat yang tidak disenangi makmumnya.” Rumahnya tidak dimasuki malaikat rahmat. Sabda Raslullah SAW: “ Sesungguhnya malaikat tidak turun kepada kaum yang didalamnya ada orang yang memutuskan silaturahmi. Orang yang memutuskan tali silaturahmi diharamkan masuk surga. Sabda Rasulullah SAW: “Terdapat 3 orang yang tidak akan masuk surga, yaitu: orang yang suka minum khamar, orang yang memutuskan tali silaturahmi dan orang yang membenarkan perbuatan sihir.








DAFTAR PUSTAKA
1.      Baqi,Muhammad Fuad Abdul. Al-Lu’lu’ wal Marjan juz 2. (pt.bina ilmu: Surabaya).
2.      Umam, Chatibul.Aqidah Akhlaq untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 3.1994.Menara Kudus:Kudus)


[1] Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Lu’lu’ wal Marjan juz 2. (pt.bina ilmu: Surabaya).hlm.1017
[2] Prof.DR.H.Chatibul Umam.Aqidah Akhlaq untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas 3.1994.Menara Kudus:Kudus) Hlm. 42
[3] Opcit. Muhammad Fuad Abdul Baqi.Hlm 1010
[5] Opcit. Muhammad Fuad Abdul Baqi.halm.1011

Takaful

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing...